I'LL Teach You Marianne

"Gigit aku"



"Gigit aku"

0Dengan menahan kesal Erick menutup panggilan dari Jack, ia yang sudah ada di mobil dan bersiap untuk pulang ke rumah mendadak harus membatalkan niatnya itu karena mendapatkan tugas baru dari Jack untuk mengambil beberapa baju dan perlengkapan pribadi milik Anne di apartemennya.      
0

"Ayo Erick, aku sudah lelah sekali. Aku ingin sekali segera pulang ke rumah untuk tidur," rengek Alice sang sekretaris pada Erick beberapa saat setelah Erick menutup panggilan telepon dari Jack.      

"Tunda dulu niatmu untuk tidur, kita memiliki tugas baru dari Tuan untuk pergi ke apartemen kekasihnya untuk mengambil beberapa barang-barangnya," jawab Erick dengan cepat sambil menatap tajam kearah Alice.     

"Whattt tuan Jack sudah memiliki kekasih," pekik Alice tak percaya.      

"Bisa dibilang begitu, ya sudah lebih baik kencangkan sabuk pengamanmu karena aku akan membawa mobil dengan kecepatan tinggi menuju ke apartemen nona Anne. Waktu yang diberikan Tuan pada kita hanya 30 menit kalau lewat dari 30 menit maka nasibmu dan nasibku akan dalam bahaya," ucap Erick pelan menahan kesal.      

Mendengar perkataan Erick membuat Alice langsung menutup bibirnya sambil berpegangan pada sabuk pengaman yang sudah melingkar di tubuhnya, tak lama kemudian Erick pun memacu mobilnya menuju ke apartemen Anne yang alamatnya sudah diberikan oleh Jack termasuk informasi mengenai kamar Anne dari lantai, nomor kamar beserta password kamarnya yang tentu saja Jack minta dari Anne.      

Setelah mengendarai mobilnya selama hampir 20 menit Erick akhirnya tiba di apartemen Anne, karena waktu yang diberikan oleh Jack hanya sebentar. Erick langsung turun dari mobilnya dengan cepat bersama Alice menuju lantai sepuluh, dimana unit apartemen Anne berada.     

"Barang-barang apa yang harus kita bawa Erick?"tanya Alice dengan nafas tersengal-sengal karena berlari.     

"Tuan Jack hanya menulis perlengkapan mandi wanita, pakaian ganti dan barang-barang pribadi. Aku tak mengerti apa yang dimaksud dengan barang-barang pribadi seorang wanita, maka dari itu aku tak bisa memberitahumu apa yang harus dibawa Alice. Yang pasti Tuan Jack berpesan bahwa hanya kau yang diperbolehkan menyentuh barang-barang milik nona Anne," jawab Erick dengan cepat.      

"Perlengkapan mandi, pakaian ganti dan barang-barang pribadi. Aku mengerti, ya sudah aku ambilkan dulu. Oh ya dimana lemari pakaiannya?"tanya Alice bingung pasalnya sejak tadi ia tak melihat ada ranjang dan lemari pakaian di lantai satu.      

"Lemari pakaian ada di….akhh itu di lantai dua, ayo naik,"jawab Erick dengan cepat sambil berjalan menuju tangga yang akan membawa mereka ke lantai dua.      

Alice yang sudah ingin segera menyelesaikan pekerjaannya pun mengikuti langkah Erick menaiki tangga menuju lantai dua, sesampainya di lantai dua mereka terpesona melihat interior design kamar Anne. Warna pink pastel yang kalem ditambah beberapa hiasan dinding serta lampu-lampu tumbler lucu membuat kamar Anne terlihat sangat menyenangkan, belum lagi dengan ranjang yang didominasi warna hijau tosca yang lembut benar-benar membuat kamar itu terlihat sangat nyaman.     

"Pasti kekasih Tuan orangnya rapi sekali, kamarnya saja semenyenangkan ini. Akh kalau aku pasti sudah sayang sekali untuk tidur di atas ranjangnya," ucap Alice pelan mengagumi kamar Anne.     

"Ya sudah jangan salah fokus Alice, cepat ambil barang-barang yang sudah aku sebutkan tadi. Waktu kita tak banyak Alice,"sahut Erick dengan suara meninggi membuyarkan lamunan Alice.     

"Kalau kau ingin kita cepat selesai ya sudah bantu aku aku jangan cuma bicara Erick,"sengit Alice kesal sambil membuka lemari Anne dengan perlahan.     

"Aku ingin sekali membantumu Alice, tapi mohon maaf aku tak bisa melakukannya karena Tuan sudah mengancamku akan memotong kedua tanganku jika aku berani menyentuh barang-barang pribadi milik nona Anne. Jadi lebih baik kau kerjakan semuanya sendiri karena aku tak bisa membantumu,"sahut Erick dengan cepat sambil menunjukkan ponselnya yang berisi pesan dari Jack yang melarangnya untuk menyentuh barang-barang pribadi milik Anne.      

Alice hanya terdiam ketika melihat pesan yang ditunjukkan oleh Erick, karena tak mau mau membuat tuannya menunggu lama Alice akhirnya mempercepat gerakannya. Ia benar-benar kagum kepada Anne yang memiliki lemari dan kamar serapi itu, pasalnya kamarnya sendiri sangat berantakan dan hanya akan rapi jika sudah dirapikan oleh sang ibu. Sungguh pemandangan yang sangat bertolak belakang dengan kamar milik Anne yang sangat rapi dan wangi, berada dikamar Anne membuatnya merasa gagal sebagai seorang wanita. Karena Anne menata dengan apik pakaiannya Alice tak kesulitan sama sekali ketika mencari pakaian ganti untuk Anne, Alice hanya membutuhkan waktu dua menit saja untuk mengambil pakaian ganti untuk Anne. Karena Anne tak memiliki lingerie seksi alhasil Alice hanya mengambil pakaian dalam biasa serta piyama motif kelinci, setelah memasukkan pakaian ganti untuk Anne ke dalam koper Alice lalu beralih ke meja rias Anne. Karena sesama wanita tak sulit baginya untuk mengambil perlengkapan skincare rutin Anne, setelah hampir lima menit koper yang sebelumnya diambil Erick dari samping lemari kini sudah hampir terisi penuh.      

"Ok perlengkapan tidur sudah, sekarang ayo turun ke kamar mandi," ucap Alice pelan sambil menggulung lengan kemejanya.     

"Siap nona, kau turun saja dulu. Biar aku yang bawa koper ini kebawah,"jawab Erick dengan cepat.     

Tanpa bicara Alice lalu turun ke lantai satu dengan hati-hati, begitu sampai di lantai satu ia langsung berjalan menuju kamar mandi untuk mengambil perlengkapan mandi Anne. Saat Erick baru tiba di lantai satu Alice sudah selesai membawa satu tas travel kecil berisi alat-alat mandi milik Anne.     

"Kenapa kau harus membawa alat-alat mandi seperti itu? Di Rumah Tuan bahkan peralatan mandinya jauh lebih lengkap dari yang kau bawa itu Alice," tanya Erick bingung.     

"Wanita biasanya akan lebih menyukai memakai barang-barang pribadinya sendiri ketika bepergian atau menginap di tempat lain termasuk peralatan mandi seperti ini, karena biasanya seorang perempuan ketika sudah nyaman menggunakan sebuah produk maka ia akan memakai produk itu dan tak mau berganti. Lagipula kalau misalkan memakai produk lain kita kan belum tau cocok atau tidak di kulit, jadi lebih baik kita bawa saja alat-alat mandi ini yang sudah biasa dipakai oleh kekasih Tuan supaya kita tidak mendapat masalah," jawab Alice dengan cepat.     

Erick menganggukkan kepalanya perlahan merespon perkataan Alice, ia kini mengerti kenapa seorang wanita pasti akan membutuhkan waktu jauh lebih lama ketika bersiap-siap akan pergi. Ternyata banyak hal yang harus diurus oleh seorang wanita jika ingin bepergian lama, setelah memasukkan tas travel tembus pandang kecil kedalam koper pekerjaan Alice selesai. Setelah memastikan tak ada yang kurang Erick kemudian mengajak Alice pergi dari apartemen Anne, ia kini harus segera kembali ke rumah supaya tak mendapat masalah. Setelah mematikan lampu dan memastikan tak ada peralatan elektronik lain yang masih terhubung ke listrik Erick lalu menutup kembali pintu apartemen Anne dan berjalan bersama Alice menuju lift.     

Saat masuk ke dalam lift Erick tak menyadari kalau ia berpapasan dengan Aaron yang baru keluar dari lift yang lain karena fokus dengan koper milik Anne yang kini sudah berat.      

Sementara itu di rumah besar Jack yang baru Anne terlihat meneteskan air mata pasca kakinya secara tak sengaja terbentur sofa saat ia menolak dibantu Jack untuk pergi ke kamar mandi, rasa nyeri yang menusuk-nusuk kembali menyerang kakinya.      

"Makanya jangan keras kepala Anne, niatku baik hanya ingin membantumu," sengit Jack penuh emosi pasca menutup ponselnya yang baru saja ia gunakan untuk menghubungi dokter pribadinya supaya segera datang kerumahnya untuk memeriksa Anne.     

"Sakit hiks.."     

"Jangan menangis Anne, aku tak bisa berfikir jernih kalau kau menangis seperti itu,"ucap Jack dengan cepat memotong rengekan Anne.      

Anne yang benar-benar kesakitan tak bisa menahan tangisnya, tanpa rasa takut pada Jack yang melarangnya menangis Anne lalu menangis lebih keras.     

Mendengar Anne menangis kesakitan membuat hati Jack sakit dengan perlahan ia lalu duduk di sofa disebelah Anne dan memeluknya dengan cepat. Jack membiarkan air mata Anne membasahi baju mahalnya.      

"Pukul atau gigit aku kalau itu bisa mengurangi rasa sakit di kakimu Anne," bisik Jack pelan pada Anne yang kini sudah ia peluk.      

"Jack sakit huhuhuhuhu.."     

"Iya sabar ya, lima menit lagi dokterku datang," jawab Jack lembut memotong rintih kesakitan Anne, Jack tau kalau kaki Anne pasti sangat sakit saat ini. Pasalnya kaki kiri Anne terlihat makin bengkak dan memerah pasca terbentur sofa beberapa menit yang lalu.      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.